Pendidikan dokter spesialis hakekatnya terdiri dari dua proses yaitu proses pendidikan dan proses pelatihan. Dokter spesialis adalah dokter yang mengkhususkan diri dalam suatu bidang ilmu kedokteran tertentu, yang merupakan program pendidikan profesi lanjutan dari program pendidikan dokter. Kompetensi yang akan dicapai pada akhir pendidikan dokter spesialis adalah kemampuan profesional yang membutuhkan pelatihan kerja dan kemampuan akademik yang mencakup penguasaan ilmu-ilmu kedokteran dasar dan ilmu terapan klinik. Dalam kompetensi dokter spesialis bedah tersebut akan menggunakan 90% kurikurulum nasional sesuai dengan standar nasional pendidikan dokter spesialis bedah indonesia tahun 2019 dan 10% kurikurulum muatan lokal Fakultas Kedokteran yang mengkhususkan diri di Bedah akut, kegawatdaruratan bedah, dan management kebencanaan di kepulauan yang akan diselesaikan dalam waktu 10 (Sepuluh) semester dengan 144 SKS yang disesuaikan
dengan buku panduan pendidikan spesialis bedah yang dijabarkan dalam petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis kurikulum dan ditambahkan dengan muatan lokal sebagai mata kuliah unggulan di departemen bedah Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Karena kekhususannya pendidikan dokter spesialis tidak hanya dikelola oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi melalui fakultas dan universitas, melainkan tetap melibatkan organisasi profesi melalui Kolegium Organisasi Profesi.
Dokter spesialis bedah (Sp.B) adalah dokter dengan kemampuan memecahkan permasalahan dalam bidang profesinya melalui pelayanan bedah dan mempunyai kemampuan menyerap, mengembangkan, serta mentransformasikan ilmu bedah. Seorang dokter spesialis bedah tidak saja berfungsi sebagai tenaga profesional tetapi juga mampu berprestasi akademik sebagai pendidik maupun sebagai peneliti.
Permasalahan nasional dokter spesialis bedah saat ini adalah adanya maldistribusi. Khususnya untuk wilayah Indonesia timur, persebaran dokter spesialis bedah seakan tidak merata. Sebanyak 54 dokter spesialis bedah tersebar pada bagian timur pulau Jawa Bali (NTB dan NTT), dimana untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat sebanyak 33 orang, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 21 orang, terlihat hampir 50% dokter spesialis bedah berada di daerah perkotaan, sehingga diperlukan lebih banyak distribusi dokter bedah ke daerah-daerah timur. Pulau Sumbawa yang luas wilyahnya lebih besar dari Pulau Lombok sangat memerlukan distribusi dokter badah, terlebih lagi untuk wilayah Nusa Tenggara Timur yang masih sedikit distribusi dokter bedah.
RSUD Provinsi NTB merupakan Rumah Sakit Tipe B, dimana segala pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis dapat diberikan secara luas hampir semua kasus yang tidak tertangani di rumah sakit lain, mampu ditangani di RSUD Provinsi NTB, diantaranya Kemoterapi dan kasus Bedah Toraks Kardiovaskular. RSUD Provinsi NTB yang juga RS Pendidikan Jejaring Utama Fakultas Kedokteran Universitas Mataram telah memiliki fasilitas Unit Riset Biomedik (URB) dimana termasuk dalam kegiatan Instalasi Penelitian dan Pengembangan Tekhnologi Kesehatan, yang dibentuk tahun 1996. Penelitian yang dilakukan meliputi aspek diagnostik, aspek biomolekuler, aspek imunologi maupun terapi, pengembangan vaksin terapeutik serta pengembangan kit diagnostic.
Pembukaan prodi dokter spesialis bedah Fakultas Kedokteran Universitas Mataram diawali dengan permintaan dari alumni Fakultas Kedokteran Universitas Mataram khususnya agar dapat membuka prodi ilmu bedah dan untuk meningkatkan SDM terkait pengetahuan dan keterampilan tentang bedah akut, kegawatdaruratan kedokteran kepulauan kebencanaan. Hal ini pulalah yang menjadi tuntutan selanjutnya bagi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram untuk membuka prodi-prodi baru (S2, Spesialis, Doktor dalam bidang kedokteran), alasan lain yang mendorong keinginan membuka prodi bedah khususnya dikarenakan Lombok NTB terletak antara Ring Of Fire yaitu dari selatan (lempeng IndoAustralia) dan utara (Sesar Naik Flores), bencana alam yang sering terjadi di daerah kepulauan khususnya di NTB, yang baru-baru ini terjadi di bulan Agustus 2018 dengan guncangan terbesar dirasakan 7,0 SR yang banyak memakan korban jiwa. Karena itu diharapkan dengan dibukanya Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) I Ilmu bedah, calon peserta didik mampu / berpengalaman dalam penanganan bencana alam khususnya gempa bumi secara cepat dan tepat, sehingga membuat kami mengusulkan kurikulum
tambahan berupa muatan lokal tentang bedah akut, kegawatdarratan bedah, management kebencanaan di kepulauan.
Kasus kegawatdaruratan di departemen bedah masih menjadi masalah global. Di Indonesia sendiri angka kejadian kasus kegawatdaruratan belum terangkum sepenuhnya, khususnya di daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dari penelitian yang pernah diambil untuk karakteristik kasus bedah akut di Instalasi Gawat Darurat RSUD Provinsi NTB periode Agustus 2016 sampai Agustus 2018 yaitu distribusi terbanyak jenis kelamin laki-laki (69,46%), usia 45-65 tahun (27,7%), jenis kasus trauma (58,53%), dan subdepartemen terbanyak adalah bedah umum (45,13%). Dapat ditarik kesimpulan dari penelitian tersebut, mayoritas kasus ialah laki-laki, usia 45-65 tahun, kasus trauma dan subdepartemen bedah umum (Kata kunci : Kasus bedah akut, Instalasi Gawat Darurat, Bedah). Pemerintah Daerah NTB saat ini sedang dalam proses pembangunan arena MOTO-GP skala Internasional di daerah Kuta pulau Lombok, sehingga untuk kedepannya NTB, khususnya Pulau Lombok akan menjadi pusat wisata berskala international. Dan saat ini RSUD provinsi NTB dan jejaring Rumah sakit lainnya sedang melakukan pengembangan dengan membangun trauma center sebagai sistem kesehatan untuk menyokong pehelatan acara-acara yang akan dilaksanakan di pulau Lombok-Sumbawa yang akan menjadi pusat pariwasata Internasional.